Minggu, 24 Januari 2016

Mustofa Romdloni: Harus Sering "Sharing"



Keberadaan komunitas Tangan di Atas (TDA) makin eksis. Komunitas yang terdiri dari para entrepreneur ini terus mengembangkan jangkauan dengan tujuan mewadahi para wirausahawan muda. Harapan pun ditanamkan Mustofa Romdloni, Presiden TDA.
TDA awalnya merupakan milis yang memiliki anggota sekitar 20 ribuan. Mayoritas berada di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Perkembangannya pun makin pesat dan kini sedang dilakukan pendataan berapa yang masih aktif.
"Ada tiga tujuan utama yang ingin dicapai dengan pembentukan TDA, yakni wirausahawan muda bisa belajar  tentang bisnis, marketing, legalitas usaha dari anggota yang lain (lesson), wirausahawan muda bisa melakukan tindakan setelah belajar dan berbagi dengan anggota yang lain dalam bentuk bazaar dan mentoring (action), dan wirausahawan  muda bisa memperoleh pengakuan terkait usahanya (recognition). Jadi TDA ini rumah bersama untuk tumbuh,” tegas Mustofa yang menjadi Presiden TDA periode 2015-2017 ini.
Ia menambahkan pertumbuhan yang diharapan sesuai dengan jenjangnya. Misal dari usaha kecil menjadi usaha menengah kemudian usaha besar. Semua itu bisa dipelajari dalam TDA. Kebersamaan ini bukan sekadar kumpul dan ngobrol, tetapi diwujudkan dalam bentuk kegiatan bermanfaat. Agar bisa sukses, ia memberikan kiat, harus sering sharing.
Sejak tahun 2013 TDA menyelenggarakan Pesta Wirausaha di sejumlah kota. Untuk tahap awalnya, Pesta Wirausaha digelar di 10 kota. Pada 2015, lanjutnya, TDA mengadakan kegiatan ini di 22 kota termasuk di Denpasar. Rencananya pada Mei 2016, sebuah kegiatan berskala nasional yaitu Pesta Wirausaha Nasional digelar di Jakarta. Salah satu agendanya “Meet The Investor”.
Presdir MR Corp ini pun menegaskan inspirasi bisnis bisa didapatkan dimana saja. Bagi anggota senior wajib membantu juniornya. Bantuan ini bisa berupa peluang kerja sama. “Kalau hal besar dilakukan sendiri, mungkin berat rasanya. Tetapi kalau dikerjakan bersama-sama, akan terasa ringan,” ujar pria asal Boyolali, Jawa Tengah ini.
Ia juga menegaskan era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tidak perlu ditakuti. Sarjana Teknik Kimia lulusan Universitas Diponegoro, Semarang ini mengatakan kalangan wirausaha Indonesia siap bersaing asalkan bisa meningkatkan kapabilitas. Visi dan misi bisnis harus jelas, segmentasi produk harus jelas dan pemasaran baik offline maupun online juga harus jelas. “Jangan anggap orang lain atau negara lain musuh, tetapi buat jaringan dengan mereka,” ujarnya.
Mustofa pun mengingatkan masyarakat agar makin mencintai produk buatan Indonesia. Jangan hanya bicara saja cinta produk Indonesia tetapi membeli barang produk luar negeri. Itu artinya antara apa yang diucapkan beda dengan yang dilakukan.
Pesatnya perkembangan e-commerce juga menjadi peluang untuk memperluas pemasaran. Banyaknya aplikasi e-commerce mempermudah wirausahawan muda untuk mempromosikan maupun menjual produk yang dihasilkan. –Ngurah Budi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar