Minggu, 24 Januari 2016

Perhatikan Sisi Agresivitas Anak



Main tembak-tembakan sering dilakukan anak-anak. Zaman dulu, anak-anak bermain dengan senjata dari pelepah pisang. Zaman sekarang, senjata plastik banyak dijual di toko mainan. Mengapa bermain tembak-tembakan digemari anak-anak dan apa yang harus dilakukan orangtua?
Pulang sekolah, Bisma, Nanda, dan beberapa temannya menunggu jemputan. Mereka lalu  bermain perang-perangan di halaman sekolah. Senjatanya bukan pistol, tetapi penggaris dan botol air mineral yang dipegang layaknya pistol. Mereka membagi diri menjadi dua kelompok. Satu kelompok sebagai “aparat keamanan”, satu kelompok sebagai “penjahat”.
Apa yang mereka mainkan ini terinspirasi dari tayangan teror Sarinah, Jakarta. Gencarnya pemberitaan khusus di media elektronik membuat anak-anak ini menjadikan peristiwa tersebut sebagai media permainan. “Dar..dar..dar…kamu kena,” ujar Nanda kepada salah satu temannya. Ternyata anak yang “kena tembak” itu pasrah dan menerima konsekuensi dirinya sudah kena. Setelah semua “penjahat” tertembak, mereka berkumpul lagi dan bertukar peran.  
Bermain “perang-perangan” tidak hanya dilakukan dalam permainan nyata. Ada juga anak-anak yang menggemari permainan di video games maupun gadget. Mereka sigap dan mahir memainkan peran sebagai penumpas kejahatan. Beberapa games menampilkan visual berupa pelaku yang tertembak dan mengeluarkan darah. Atau, si penumpas kejahatan yang malah kena tembak.
“Anak-anak sekarang sangat canggih bermain games perang-perangan. Kalau kalah masih bisa main lagi sampai menang. Ini membuat anak-anak ketagihan. Uang saku bisa habis di rental PS atau warnet bahkan untuk beli pulsa,” ungkap Bu Ria yang anaknya dulu sempat ketagihan main PS.
Apa yang dilakukan anak-anak, dari sisi psikologi merupakan fase peniruan. “Anak-anak merupakan peniru ulung. Apa yang dilihat di media elektronik khususnya bisa ditiru. Mereka terpapar secara visual. Apa yang dilihat keren langsung menjadi idola. Itulah yang tertanam di memori mereka,” ujar Retno I G. Kusuma, Kepala Sub Unit Psikologi Rehabilitasi Medik RS Sanglah.
Fase peniruan yang dilakukan anak ini juga menunjukkan sisi agresivitas anak. Jika agresivitas ini berlebihan, orangtua harus introspeksi. Bisa jadi, anak merasa tertekan karena orangtua terlalu otoriter atau orangtua sering bertengkar. Anak tidak bisa menyalurkan emosi secara nyata, sehingga melampiaskan melalui permainan melalui PS maupun gadget. Anak-anak merasa tidak berdaya di dunia nyata. Karena itu mencari pelampiasan dengan main games kekerasan sehingga bisa memukul dan menembak sesuka hati.
Pengaruh lingkungan juga tidak bisa diabaikan. Lingkungan yang menggemari games juga bisa membuat anak-anak terpengaruh. Banyaknya tempat penyewaan juga mempermudah akses mereka bermain.  “Dulu, anak-anak bisa bermain perang-perangan dengan pelepah pisang. Mereka bermain kolektif dan menunjukkan kreativitas dalam bentuk “senjata”. Sekarang susah menemukan yang seperti ini,” ungkap Ketua YPAC Bali ini.


BERMAIN TEATER
Retno melihat ada sisi positif yang bisa dikembangkan dari kegemaran anak bermain perang-perangan. Orangtua bisa menyalurkan bakat anak ke bidang olahraga bela diri. Hal ini dibarengi dengan pemahaman tentang pentingnya bela negara. Siapa tahu, ini bisa menjadi dasar bagi anak untuk memilih profesi sebagai tentara atau polisi. Bagi guru juga harus kreatif dalam mengemas isu aktual menjadi media pembelajaran bagi anak.
“Anak-anak bisa diajak bermain peran, ada yang menjadi tokoh baik ada yang menjadi tokoh jahat. Materinya mengacu dari peristiwa actual. Buat skenario lalu sisipkan pelajaran budi pekerti, PPKn, bahkan bahasa Indonesia. Kemas dalam bentuk teater. Anak-anak akan lebih mudah memahami kalau diajak bermain peran. Bermainnya bisa di kelas, bisa di aula, atau di halaman sekolah,” jelas Manajer Rumah Singgah Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Bali ini.
Karena bermain itu memerlukan tempat, pemerintah juga harus terlibat. Salah satunya dengan memberi syarat sekolah harus memiliki ruang terbuka sebagai tempat bermain dan beraktivitas. Permainan yang dilakukan anak-anak ini juga membuat anak belajar berkoordinasi dan melatih kecerdasan emosional mereka. –Ngurah Budi

1 komentar:

  1. Harrah's Cherokee Casino & Hotel - Mapyro
    Get directions, reviews and information 평택 출장안마 for Harrah's 양산 출장안마 Cherokee Casino & Hotel in Cherokee, NC. 제주도 출장안마 속초 출장안마 Harrah's Cherokee Casino & 보령 출장마사지 Hotel.

    BalasHapus