Menekuni
bidang pariwisata merupakan hal yang menyenangkan bagi Luh Putu Sri Kasih. Jika
dihitung dari awal kariernya, ia sudah 30 tahun berkiprah di bidang ini.
Posisinya kini Resort Manager Bagus Agro Pelaga. Apa kiat wanita asal Temukus,
Buleleng ini bisa bertahan?
"Saya
mahasiswa angkatan pertama D1 Pariwisata Unud, tamat 1986. Begitu tamat saya
langsung bekerja di travel agent.
Saat itu, mata kuliah kami memang lebih banyak tentang travel agent. Ternyata perkembanga
pariwisata sangat pesat, tidak hanya travel
agent saja. Saya pun banyak belajar dari pengalaman," kenang Sri
Kasih.
Sejak
tahun 1986 ia sudah bergabung di Nusa Dua Bali Tours and Travel. Dari biro
perjalanan yang berada di bawah grup Bagus Discovery ini, ia merambah ke Puri
Bagus Candidasa, Puri Bagus Manggis,
Puri Bagus Lovina, Bagus Jati Ubud, dan kini Bagus Agro Pelaga. Untuk Puri
Bagus Lovina, Bagus Jati Ubud, dan Bagus Agro Pelaga, Sri Kasih termasuk
perintis karena ikut terlibat sejak awal pendirian.
Wanita
kelahiran 13 November 1966 ini sangat menikmati dunia pariwisata. "Saya
senang ngobrol dan tukar pengalaman.
Tidak hanya dengan tamu, tetapi juga dengan staf. Karena banyak bergaul ini,
membentuk karakter saya," ujar ibu dari L. Pt. Ratna Febrina, Made Bayu
Kanaya, dan Nym. Galih Damara ini.
Sri
Kasih mengakui ada tantangan ketika ia mulai bekerja, salah satunya keragaman
karakter. Ia pun harus menyesuaikan diri dengan lingkungan, termasuk dengan
masyarakat lokal di tempatnya bekerja. Kuncinya adalah pendekatan kekeluargaan.
Ia tetap profesional namun tidak membatasi diri. Saat bekerja, harus bekerja
dengan baik. Saat santai, ia tidak ingin ada jarak dengan staf. "Ibaratnya
ibu dengan anak. Itulah yang saya jadikan pedoman. Walau dibilang tukang ngomel, bagi saya tidak masalah. Ini demi
kebaikan bersama," ujarnya sembari tersenyum.
Sebagai
wanita karier, Sri Kasih mengakui pekerjaan dan keluarga sama pentingnya. Anak
pertama dan keduanya memilih bidang pariwisata seperti ibunya. Karena sama-sama
sibuk, mereka pun jarang berkumpul. Hanya saat Hari Raya Nyepi ia bisa
berkumpul dengan ketiga anaknya. Namun, komunikasi diantara mereka tetap
terjalin.
"Anak-anak
sering diskusi atau menanyakan hal yang berkaitan dengan pariwisata. Saya
menganggap mereka partner kerja saya.
Saya pun bisa belajar dari mereka. Harapan saya, mereka bisa berkarier dengan
baik. Minimal seperti ibunya. Saya pun akan memberikan yang terbaik sebelum
saya pensiun," ungkapnya.
Agar
bisa bertahan hingga 30 tahun, Sri Kasih berbagi kiat. Ia mengaku orang yang easy going. Kalau mengalami kejenuhan,
istirahatlah. Biasanya ia memilih rehat
sejenak atau libur beberapa hari. Jika sudah pulih, ia kembali bekerja seperti
biasa. –Ngurah Budi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar